Adopsi Kripto pada 2024: UAE dan Arab Saudi Memimpin Gerakan Global

  • 4 mnt
  • Diterbitkan pada May 19, 2025
  • Diperbarui pada Nov 13, 2025

Lanskap mata uang kripto berkembang dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, berubah dari pasar khusus menjadi landasan keuangan global. Menurut laporan terbaru Triple’s A, The State of Cryptocurrency Ownership Worldwide in 2024, kepemilikan kripto global telah melonjak menjadi 562 juta orang, mewakili 6,8% dari populasi dunia. Ini menandai peningkatan luar biasa sebesar 34% dari 420 juta pada tahun 2023, menggarisbawahi semakin meluasnya adopsi mata uang digital. Adopsi yang cepat ini sangat mencolok di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, di mana antusiasme terhadap mata uang kripto sedang meningkat.

Laporan Triple A menyoroti bahwa 562 juta individu di seluruh dunia kini memiliki mata uang kripto, sebuah bukti meningkatnya aksesibilitas dan daya tarik aset digital. Pertumbuhan 34% year-over-year ini mencerminkan gabungan faktor-faktor yang mendorong adopsi, termasuk kejelasan regulasi dan tekanan makroekonomi seperti inflasi dan devaluasi mata uang. UEA memimpin secara global dengan tingkat kepemilikan kripto 25,3%, sementara Arab Saudi mengikuti dengan 15%, menempati peringkat di antara 10 negara teratas. Adopsi yang tinggi ini mencerminkan budaya yang berorientasi teknologi di wilayah tersebut dan selera untuk investasi inovatif, memposisikan UEA dan KSA sebagai pemain kunci dalam ekosistem kripto.

Secara regional, Asia mendominasi dengan 326,8 juta pemilik kripto, peningkatan 21,8% dari 268,2 juta pada tahun 2023. Amerika Selatan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 116,5%, naik dari 25,5 juta menjadi 55,2 juta pemilik, sementara Amerika Utara tumbuh 38,6% menjadi 72,2 juta. Eropa dan Oseania mencatat pertumbuhan masing-masing 60,3% dan 114,3%, dan kepemilikan Afrika meningkat 8,5% menjadi 43,5 juta. Angka-angka ini menggarisbawahi daya tarik global kripto, dengan UEA dan KSA menonjol karena kepemimpinan mereka dalam tingkat adopsi.

Negara-Negara Teratas yang Mendorong Adopsi

Tingkat kepemilikan UEA sebesar 25,3% menjadikannya pemimpin dunia, diikuti oleh Singapura (24,4%), Turki (19,3%), Argentina (18,9%), dan Thailand (17,6%). Amerika Serikat menempati peringkat kedelapan dengan 15,5%, tepat di atas Arab Saudi dengan 15%. Di UEA, popularitas kripto didorong oleh inisiatif pemerintah seperti Strategi Blockchain Dubai dan kerangka regulasi yang kuat di bawah Virtual Assets Regulatory Authority (VARA). Visi 2030 Arab Saudi, yang menekankan inovasi fintech, demikian pula mendukung kebangkitan kripto, dengan investor memanfaatkan aset digital untuk diversifikasi dan pelestarian kekayaan.

Demografi Muda dan Melek Teknologi

Laporan tersebut mencatat bahwa 34% pemilik kripto berusia 24-35 tahun, dengan kelompok usia 35-44 tahun terdiri dari 31%. Adopsi yang didorong milenial ini sejalan dengan populasi UEA dan KSA yang muda dan digital native yang tertarik pada potensi kripto untuk pengembalian tinggi dan inovasi teknologi. Namun, kesenjangan gender masih ada, dengan 61% pemilik laki-laki dan 39% perempuan secara global, menunjukkan peluang untuk melibatkan lebih banyak investor perempuan melalui edukasi dan platform yang mudah diakses.

Di UEA dan KSA, di mana milenial dan Gen Z mendominasi angkatan kerja, daya tarik kripto sebagai investasi jangka panjang sangat jelas. Data Triple A menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik membeli dan menahan untuk keuntungan jangka panjang daripada perdagangan jangka pendek, sebuah tren yang beresonansi dengan investor strategis di wilayah tersebut.

Ke depan, Triple A memprediksi pertumbuhan yang berkelanjutan, dengan 14% non-pemilik berencana membeli kripto pada tahun 2025. UEA dan KSA berada dalam posisi yang baik untuk memimpin, berkat regulasi yang mendukung dan ekonomi yang didorong teknologi. Upaya edukasi dan platform yang aman akan menjadi kunci untuk mempertahankan momentum ini.